A. Permasalahan Perencanaan Komunikasi
Permasalahan
yang dihadapi dalam perencanaan komunikasi adalah bahwa perencanaan itu harus
merupakan kebijakan yang menentukan arah dan fungsi seluruh infrastruktur
komunikasi. Oleh karenanya seluruh potensi infrastruktur yang dimiliki harus
digali dan dimanfaatkan secara optimal. Perencanaan komunikasi memiliki
kontrain-kontrain sebagaimana rencana pada umumnya. Tani Handoko (1986;17) mengelompokkan dua hambatan yang sering
terjadi dalam proses perencanaan yaitu hambatan yang berasal dari internal
pembuat rencana sendiri dan hambatan yang berasal dari luar organisasi yaitu
kemungkinan penolakan akan perubahan.
Hambatan dari dalam perencana menyangkut persoalan
kemampuan membuat suatu rencana yang baik serta penyiapan infra struktur
sebagai basis penyangga pelaksanaan suatu rencana. Kurangnya pengetahuan
tentang organisasi serta lingkungan yang melingkupinya, seringkali membuat
kesulitan para perencana untuk memformulasikan suatu rencana. Kekurang
pengetahuan tentang lingkungan organisasi atau masyarakat akan menyulitkan para
pembuat rencana untuk melakukan peramalan masa depan. Kesalahan dalam peramalan
akan menyebabkan ketidak akuratan pembuatan rencana. Dipihak lain, sikap
anggota organisasi atau masyarakat yang enggan untuk melakukan perubahan
merupakan hambatan yang cukup mendasar bagi suksesnya pelaksanaan suatu
rencana. Biasanya kelompok masyarakat ini akan melakukan kegiatan menentang
terhadap proses perencanaan tersebut.
Tersedianya ahli-ahli perencana bidang
komunikasi yang terbatas akan merupakan persoalan tersendiri bagi terpenuhinya
perencanaan komunikasi yang memenuhi syarat rasionalitas, logis, dan realistis.
Sebagai satu institusi yang bertugas menyebarkan informasi, baik yang bersifat
politis maupun manajemen. Perencanaan komunikasi dituntut untuk menampung
segala aspek yang ada didalam kehidupan masyarakat. Aspek politis, sosial,
manajemen, hukum, aspek-aspek sosio kultural lainnya menjadi hal-hal yang perlu
dipertimbangkan. Keadaan semacam ini menjadi sangat kontradiktif disatu pihak
tugas perencanaan komunikasi adalah sangat berat dipihak lain sumber daya dan
sumber dana menjadi sangat terbatas. Keadaan ini akan cukup menghambat
timbulnya perencanaan komunikasi yang baik.
Masalah lain yang akan timbul ketika pelaksanaan
perencanaan tersebut dilakukan antara lain, penyiapan fasilitas infrastruktur
yang ada dimasyarakat. Ini merupakan kendala dikebanyakan negara berkembang.
Masyarakat pada umumnya kurang memiliki kemampuan untuk mengadaptasi dan
mengapresiasi pelaksanaan suatu program tertentu. Pendidikan yang relatif
rendah, pengalaman aplikasi yang juga kurang serta sifat-sifat tradisional
lainnya menyebabkan keterlambatan mereka untuk menterjemahkan suatu
perencanaan. Permasalahan-permasalahan sebagaimana dijelaskan diatas menjadi
suatu tantangan tersendiri bagi perencana komunikasi. Namun demikian dengan
mengupayakan secara maksimal dengan melaksanakan prinsip-prinsip perencanaan
dengan baik, tidak mustahil hambatan-hambatan tersebut dapat diantisipasi.
B. Pentingnya Perencanaan Komunikasi
Perencanaan komunikasi
diperlukan mengingat terbatasnya sarana dan prasarana komunikasi yang kita
miliki, sehingga perlu direncanakan secara efektif dan efisien. Tujuan
perencanaan komunikasi adalah untuk membantu pencapaian tujuan masyarakat.
Pencapaian tujuan ini memerlukan serangkaian aktifitas yang melibatkan berbagai
aspek, berbagai manusia dan bergerak dalam dimensi waktu yang akan datang yang
sifat dan keadaannya tidak dapat kita tentukan dengan pasti. Pencapaian tujuan
akan dapat berhasil dengan efektif dan efisien apabila dlakukan dengan
perhitungan yang matang, adanya kesamaan pandangan, kesamaan persepsi dan
adanya koordinasi dari para elemen yang terlibat dalam pencapaian tujuan
tersebut. Tanpa adanya kondisi-kondisi di atas, usaha pencapaian tujuan akan
tidak tentu arahnya. Oleh karena itulah perlu ada suatu perencanaan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Secara
teoritis, Tani Handoko (1986;19)
menyebutkan ada dua alasan dasar perlunya suatu perencanaan yaitu :
(1)
protective
benefit, yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan.
(2)
positive
benefit, dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan.
Komunikasi
dengan serangkaian fungsi yang melekat padanya dikehendaki untuk memberikan
efek kepada khalayak luas. Umumnya efek yang dihasilkan oleh komunikasi
berkaitan dengan perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Merubah sikap dan perilaku masyarakat bukanlah
pekerjaan yang mudah. Serangkaian variabel dan determinan yang sangat kompleks
melingkupi variabel perilaku dan sikap ini. Perubahan perilaku dengan
pendekatan komunikasi menghendaki ketepatan dalam penyampaian pesan tertentu
yang menjadi stimulus perilaku yang bersangkutan. Media yang dipakai, waktu
yang sesuai, suasana psikologis yang timbul merupakan hal-hal yang perlu
diantisipasi. Kesemuannya akan dapat dilakukan apabila dimulai dengan suatu
perencanaan yang baik.
C. Pendekatan yang digunakan
Pendekatan
sistem (The systems approach)
Teori sistem secara umum sebagaimana
dikatakan oleh John Middleton (1980;12) sangat berpengaruh besar dalam
perencanaan komunikasi. Terkait dengan pendekatan sistem, James Lyons (dalam
Middleton, 1980; 65) dalam tulisannya “ In’An
Overview of Systems Analysis” mengatakan enam (6) langkah pendekatan sistem
yaitu; initiation, documentation,
interrogation, innovation, selection, dan specification.
Perencanaan
komunikasi merupakan wilayah yang memiliki kajian sangat luas, didalamnya
terdapat teknologi, organisasi, sosial, budaya, politik dan keuangan yang
secara bersama-sama mempengaruhi satu sama lainnya. Oleh karena itu, mengkaji
persoalan perencanaan komunikasi, maka pendekatan sistem (the system approachs) merupakan salah satu jalan terbaik untuk
memahami perecanaan komunikasi. Pendekatan ini melihat bahwa permasalahan
perencanaan komunikasi tidak dapat dianalisis dengan membagi-bagi
persoalan secara terpisah. Perencanaan
komunikasi adalah peristiwa yang sangat komplek, oleh karena itu permasalahan
tersebut harus dilihat sebagai kesatuan sistem dari unsur-unsur yang terkait
yang saling berinteraksi.
Dalam
memahami perencanaan komunikasi melalui pendekatan system, menurut James Lyons (dalam Middleton 1980; 65)
dilakukan melalui enam (6) fase yaitu;
1. Identifikasi masalah (problem identification)
Secara umum diawali dengan kenyataan
masalah yang ada dilapangan. Masalah ini dapat berasal dari berbagai faktor
atau dari perasaan yang terjadi pada perencana. Misalnya saja dicontohkan oleh
James Lyon “ A Country-wide television
system is to be designed and installed--ow to go about it ?”
2. Analisis sistem (systems analysis)
Analisis sistem menurut McFarlan and
Nolan (1975; 64) system analysis has two bjectives; (1) to reach a thorough uderstanding
of the underlying details surrounding a situation, and (2) to developed
generalized solution appropriate to the details of the specific situation.
Dikatakan
oleh james Lyons bahwa system analysis
dimulai ketika an explicit decision has been made that a problem exist and that
something must be done about it. Dikatakan lebih lanjut bahwa system analysis adalah the process of
understanding the problem, describing in detail how any exiting system to deal
with it.
3. Desain sistem (system
design)
Desain sistem merupakan spesifikasi
dari analisis sistem yang dimulai dari awal yang baru dan fungsi sistem yang
baru. Dikatakan James Lions bahwa system
design takes the spesification of system analysis as a starting point and work
out in detail the function of the new system; all logical steps and paths of
the system are worked through; jo description of personnel are written.
4.
Implementasi (implementation)
Pada fese ini diperlukan personil
yang terlatih, peralatan yang dbutuhkan dan pencetakan segala aturan dan lain
sebagainya. This person must understand
the underlying technology of the system sufficiently well to communicate with
and supervise the technical specialists. Pendeknya mencakup segala
aktivitas yang diperlukan agar sistem dapat bekerja.
5. Operasi (operation)
Operation
begin when the newly designed and developed system is handed over to its
ultimate user and operators. Fase
ini merupakan titik dimana sebuah organisasi akan mendapatkan keuntungan. Fase
ini juga merupakan titik dimana organisasi menemukan alasan-alasan asumsi yang
dibuat selama proses perencanaan dibetulkan dan dilengkapi.
6. Pemeliharaan dan modifikasi (maintenance and modification)
Pada fase ini dilakukan pemantauan
terhadap bekerjanya sistem baru. Pemantauan ini akan dilanjutkan dengan
evaluasi apakah bekerjanya sistem sesuai dengan standar-standar yang telah
ditentukan. Apabila efek-efek yang timbul tidak sesuai yang diharapkan barang
kali perlu diadakan perubahan tujuan, teknologi yang digunakan maupun strategi
yang digunakan.
D. Sasaran Strategi dan Strategi Komunikasi
Berdasar
pengamatan terhadap analisis komunikasi sebagaimana dijelaskan di atas, maka
pesan komunikasi berupa paket program yang telah dirumuskan oleh team, yang
berisi tentang kewirausahaan. Strateginya adalah sebagai berikut ;
- Proses komunikasi dilakukan melalui tiga tahap dasar yaitu penyadaran, aplikasi dan adaptasi, dan pemeliharaan. Pada masing-masing tahap dilakukan monitoring dan evaluasi.
- Proses komunikasi ditekankan dengan menggunakan pola partisipatoris dengan lebih banyak melibatkan sasaran.
- Saluran komunikasi lebih banyak menggunakan komunikasi personal dan komunikasi kelompok. Media massa digunakan sebagai penunjang pada tahap penyadaran.
- Pada tahap implementasi dan adopsi komunikator lebih banyak bersifat sebagai fasilitator.
- Perencanaan komunikasi ini bersifat fleksibel disesuaikan dengan kondisi masing-masing klasifikasi dan karakteristik sasaran.
Media yang digunakan dalam kampanye ini disesuaikan
dengan tahap-tahap kegiatan kampanye. Pada tahap penyadaran digunakan media
komunikasi personal dan komunikasi media massa. Komunikasi personal dilakukan
oleh petugas kaum muda dan orang tua.
E. Evaluasi
Proses evaluasi ini dilakukan dengan menyesuaikan
standar-standar yang telah ditetapkan dengan hasil yang dicapai dari setiap
elemen kegiatan.
1.
Evaluasi awal
Dilakukan
setelah tahap konsepsioning untuk melihat persiapan akhir sebelum operasionil
proses komunikasi dilakukan. Evaluasi pada tahap ini meliputi kesiapan tenaga
komunikator, kesiapan materi komunikasi, kesiapan aparat, kesiapan fasilitas
saluran komunikasi, kesiapan dana, kesiapan pola monitoring dan evaluasi.
2.
Evaluasi pertengahan pertama
Dilakukan setelah tahap pemyadaran
dengan melihat hasil-hasil tahap penyadaran seperti tanggapan masyarakat, animo
sasaran. Pada fase ini juga dilakukan evaluasi akhir terhadap persiapan tenaga
komunikator, fasilitas komunikasi.
3. Evaluasi pertengahan kedua
Dilakukan setelah jangka waktu tahap
implementasi/adopsi dilakukan. Evaluasi tahap ini dilakukan untuk melihat
target adopsi yang telah dilakukan sasaran sesuai dengan ketetapan atau tidak.
4.
Evaluasi akhir
Dilakukan pada saat kegiatan akan
berakhir. Proses evaluasi dilaksanakan untuk melihat secara menyeluruh program
yang telah dilaksanakan, apakah sesuai dengan tujuannya atau tidak.
1 comments:
Click here for commentsTolong sumbernya dong
Terima kasih telah membaca blog saya, silakan tinggalkan komentar ConversionConversion EmoticonEmoticon